KONSEP DASAR DAN PROSES MANAJEMEN STRATEGI
I.
PENDAHULUAN
Sekarang ini,
para manajer harus melakukan lebih dari sekedar menetapkan strategi jangka
panjang dan berharap bahwa hasil yang terbaik akan diperoleh. Mereka harus
berusaha lebih dari sekedar yang dinamakan “incremental management”, yang hanya
memandang pekerjaan sebagai sejumlah perubahan kecil (minor) untuk meningkatkan
efisiensi operasi perusahaan. Hal ini nampaknya hanya berlaku bagi perusahaan
yang bersaing dalam industry yang relative stabil, sederhana, dan tidak banyak
berubah. Namun, industry dengan lingkungan persaingan semacam itu semakin
langka. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi atau perusahaan harus pro
aktif, mengantisipasi perusahaan, dan melakukan penyempurnaan terus menerus,
bahkan bila perlu membuat perubahan strategi yang mendasar.
II.
RUMUSAN MASALAH
1)
Apa strategi antisipatif dan
perkembangan teori manajemen srategi ?
2)
Apa definisi manajemen strategi dan
empat atributnya ?
3)
Apa ilustri hirarki strategi dan
proses manajemen strategi ?
4)
Apa deskripsi klasifikasi dan
peranan stakeholders ?
5)
Apa yang disebut daya saing
strategis, keunggulan daya saing, pendapatan diatas rata-rata ?
6)
Apa yang disebut model organisasi
industrial (I/O), sumber daya (RBV), dan gerilya ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Strategi Antisipatif dan
Perkembangan Teori Manajemen Srategi
Strategi Antisipatif
Dunia usaha secara sadar atau tidak
kini tengah ‘bergerak’ menjadi satu pasar dunia, suatu pasar yang efisien dan
transparan, yang mencakup daerah-daerah tak terbatas. Negara yang tdak mau ikut
dalam pengefisienan dan pentanstaran tersebut akan ketinggalan karena
dinamisnya perubahan. Semua ini tentu saja tidak terlepas dari menggejalanuya
revolusi informasi dan globalisasi yang
melanda dunia saat ini.
Akibat adanya revolusi dan
globalisasi, persaingan kini menjadi sangat sengit karena tidak lagi terbatas pada
persaingan persaingan antara perusahaan domestic, tetapi juga perusahaan
multinasional dari manapun juga. Berkaitan dengan meningkatnya persaingan,
terjadi pula pada perilaku konsumen. Bargaining power pelanggan meningkat demikian rupa sehingga
dunia usaha terpaksa harus melayaninya kalu tidak mau tersingkir dari
persaingan yang semakin dahsyat.
Dalam situasi yang penuh dengan
dinamika ini, manajemen usaha harus dapat menciptakan organisasi yang dapat
memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan dan dapat pula bersaing secara
efektif dalam konteks local, ragional bahkan dalam konteks global.
Strategi yang antisipatif sendiri
merupakan fungsi keputusan-keputusan yang menghubungkan lingkungan tempat
perusahaan melakukan kegiatan, sumber-sumber daya yang dimiliki yang siap
melayani, serta harapan dan tujuan yang ingin dicapai demi kelangsungan
hidupnya. Strategi yang antisipatif akan mengajak kita melakukan transendensi
untuk menghayati keseluruhan system bisnis secara sempurna. Seperti yang pernah
dicetuskan Peter Seng, strategi yang baik sesungguhnya lebih merupakan
seni untuk melihat hutan bukan keahlian nuntuk menekuni dan menukangi pohon.
Pernyataan Seng diatas tentu saja
menarik, karena dalam realitas yang ada banyak sekali manajemen banyak perusahaan
yang gagal dalam menginternalisasi pemahaman tentang masalah keseluruhan ini
dengan baik. Betapa banyak manajer dari masing-masing devisi cenderung berfikir
secara berkotak-kotak menurut jenis pekerjaan yang dipimpinnya. Padahal
pekerjaan yang dilakoninya tersebut hanyalah sebagian kecil dari aktifitas
perusahaan secara keseluruhan. Inilah salah satu alasan mengapa banyak
perusahaan kini tak mampu bertahan hidup lebih lama dalam lingkungan bisnis
semakin dinamis.
Manajemen strategi dalam konteks
ini benar benar di artikan sebagai sebuah
proses yang menggabungkan seni, keahlian dan ilmu sekaligus yang harus
dikuasai manajemen perusahaan untuk mencermati, memahami dan mengalisis
perusahaan sebagai sebuah entitas atau system yang integral, bukan terkotak-kotak
pada devisinya sendiri-sendiri. Manajemen harus memandang sebuah organisasi
sebagai satu kesatuan yang senantiasa serasi dan seirama dengan lingkungannya
demi tercapainya suatu keunggulan bersaing yang berkelanjutan yang
diidam-idamkan.
Perkembangan Teori Manajemen
Strategi
Strategi dalam kontek awalnya ini
di artikan sebagai general ship atau sesuatu yang di kerjakan oleh para
jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan
perang.tidaklah mengherankan jika awalnya strategi ini memang popular dan di
gunakan secara luas.
Decade 1950-an adalah decade yang
memperlihatkan masa damai dan merupakan
periode pemunculan perusahaan-perusahaan baru. Banyak gagasan strategi yang di
terapkan memang di adaptasi dari strategi militer menjer-menejer masih
membicarakan tentang bagaimana menyerang pasar-pasar dan menaklukkan pesaing-pesaing.
Dalam awal decade 50-an ini masih berkisar di sekitar anggaran dan pengawasan
keuangan. Menejemen perusahaan saat itu menggunakan anggaran sebagai alat
perencanaan dan pengendalian melalui sasaran keuangan yang telah di tentukan. Menjelang
akhir tahun 50-an teori menejemen strategi kemudian berkembang dengan
menekankan kepada integrasi fungsional atau berpaduan fungsi produksi, pemasaran,
keuangan dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan
oleh perusahaan.
Pada tahun 60-an strategi bergeser
kearah Corporate Planning. Strategi perusahaan dalam hal ini
digunakan untuk menggambarkan sebuah rencana rumit yang disusun dengan seksama
berdasarkan ramalan-ramalan rinci tentang keadaan ekonomi dan pasar-pasar
khusus.
Pada decade 70-an muncul banyak
sekali perusahaan konsultan. Semuanya berusaha membantu dunia untuk mencari
ide-ide baru dalam menghadapi ketidak menentuan lingkungan eksternal. Dalam
decade 70-an ini mengacu dan memacu perusahaan dalam pencarian daya saingatau
kemampuah khusus yang harus diciptakan perusahaan dalam rangka mengatasi
gejolak perubahan lingkungan.
Perkembangan konsep manajemen
strategi era 80-an ditandai dengan diterbitkannya buku competitive
strategy oleh Michael porter, seorang ahli ekonomi
industry dari Harvard. Ia menjelaskan bahwa kemampuan untuk memperoleh laba
sebuah perusahaan sangant ditentukan oleh sifat-sifat industrinya dan kedudukan
perusahaan tersebut didalam industriya. Pada saat bersamaan dengan munculnya
buku Michael Porter tersebut, James Quinn, seorang professor dari darmouth
College’s Amos Tuck, menerbitkan hasil penelitiannya tentang bagaimana
perusahaan-perusahaan besar sesungguhnya merumuskan strategi. Dari hasil
penelitiannya ia mendapatkan bahwa
perusahaan-perusahaan itu dalam menerapkan strateginya banyak memperoleh
pengalaman-pengalaman baru. Pengalaman-pengalaman inilah yang kemudian mereka
gunakan sebagai landasan untuk melakukan formulasi strategi.
Perkembangan konsep manajemen
strategi selanjutnya menunjukkan bahwa jenis pengembangan teori dalam manajemen
strategi yang paling berpengaruh pada akhir decade 80-an dan awal 90-an adalah
teori yang mengaksentusikan diri pada pengembangan keahlian internal perusahaan
dengan menggunakan kompetensi inti yang dimilikinya pengembangan produk yang
cepat, pembuatan barang bermutu tinggi, penemuan teknologi bbaru dan layanan,
kemuadian menemukan pasar-pasar untuk memanfaatkan sepenuhnya keahlian-keahlian
itu.[1]
B.
Definisi Manajemen Stratejik dan
Empat Atributnya
Definisi
Manajemen Strategi
Terdapat dua
elemen utama yang merupakan jantung manajemen stratejik (Dess & Lumpkin,
2003: 6-9). Pertama, manajemen stratejik memerlukan tiga proses yang
berkelanjutan, yaitu: Analisis, Keputusan, dan Aksi.
Kedua, inti dari manajemen stratejik adalah mempelajari mengapa
perusahaan mampu mempunyai kinerja yang mengungguli perusahaan yang lain.
Dengan kata lain, bagaimana perusahaan mampu menciptakan keunggulan kompetitif
di pasar yang tidak hanya unik dan bernilai, tetapi juga sulit ditiru para
pesaing.[2]
Empat Atribut Utama Manajemen
Stratejik
1.
Manajemen stratejik ditujukan untuk semua tujuan dan sasaran organisasi.
2.
Manajemen stratejik melibatkan semua stakeholders ketika
membuat keputusan.
3.
Manajemen stratejik membutuhkan penggabungan antara perspektif
jangka pendek dan jangka panjang.
4.
Manajemen stratejik meliputi juga kesadaran akan trade-off
antara efektifitas dan efisiensi.[3]
C.
Ilustrasi Hirarki Strategi dan
Proses Manajemen Strategi
Ilustrasi
Hirarki Strategi
Hierarki
pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan biasanya terdiri dari tiga jenjang
yaitu:
1)
Strategi Korporasi
Strategi
korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak dan dirancang sedemikian rupa guna
mencapai tujuan organisasi. Memformulasikan strategi korporasi di dalam
perusahaan besar akan sangat sulit sekali sebab banyak sekali strategi tingkat
bisnis yang sangat berbeda dan memerlukan koordinasi guna mencapai tujuan
organisasi secara keseluruhan. Yang terdiri dari :
i.
Peran (role and purpose)
Yaitu peran
organisasi yang ingin diberikan kepada pemilik perusahaan atau bagi
stakeholders.
ii.
Lingkup bisnis (scope of business)
Ruang lingkup
bisnis atau bidang kegiatan yang digeluti oleh suatu organisasi.
iii.
Bauran bisnis (portofolio)
Strategi
portofolio adalah tipe strategi tingkat perusahaan yang berhubungan dengan
bauran antara unit-unit bisnis dan lini-lini produk yang sesuai satu sama lain
dalam cara-cara yang masuk akal sehingga memberikan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan.
iv.
Organisasi (orgasnizational)
Rancangan dasar
mekanisme kegiatan struktur organisasi keuangan dan lain-lain. Yang menunjukkan
pola mengkoordinasikan unit-unit yang dimiliki organisasi induk.[4]
2)
Strategi
bisnis
Merumuskan
strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis,
bagaimana untuk bersaing dengan perusahaan laian. Meneurut Michael Porter
terdapat analisis 5 kekuatan persaingan yang mencakup:
1.
Ancaman Pendatang Baru,
2.
Daya Tawar Menawar Pemasok
3.
Daya Tawar Menawar Pembeli,
4.
Daya Tawar Produk Pengganti,
5.
Persaingan Antar Pesaing,
Strategi
Kompetitif Porter
ü Diferensiasi (Differentiation),
adalah salah satu tipe strategi kompetitif di mana organisasi berupaya membuat
produk atau jasa yang ditawarkannya berbeda dengan pesaing. Organisasi dapat
menggunakan periklanan, fitur produk yang berbeda, pelayanan atau teknologi
baru untuk meraih persepsi produk yang dianggap unik.
ü Kepemimpinan
Biaya (Cost Leadership), merupakan salah satu tipe strategi kompetitif
di mana organisasi secara agresif berupaya menjadi lebih efisien (melakukan
reduksi biaya) dari pesaing-pesaingnya dengan memotong biaya produksi dan
pengawasan biaya yang sangat ketat.
ü Fokus (Focus),
adalah salah satu tipe strategi kompetitif yang menekankan pada kondentrasi
terhadap suatu segmen pasar atau kelompok pembeli tertentu.
3)
Strategi
fungsional
Untuk memaksimalakan sumberdaya yang dimiliki melalui penetapan
tujuan dan rencana-rencana tindakan fungsional yang dapat mengarahkan kegiatan
dan perilaku orang sehingga mendukung pencapaian strategi yang lebih besar.
Proses manajemen strategi
1)
Perumusan strategi
Adalah proses memilih pola tindakan utama (strategi) untuk
mewujudkan misi organisasi. Yang meliputi :
~ Analisis arah, yaitu untuk menentukan visi-misi dan tujuan jangka
panjang yang ingin dicapai organisasi
~ Analisis organisasi, yaitu tahapan untuk membaca situasi dan
menentukan kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang akan menjadi dasar perumusan
strategi.
~ Penetapan strategi, yaitu tahapan untuk identifikasi alternative
dan memilih strategi yang akan dijalankan oleh organisasi.
2)
Perencanaan
tindakan
Pada tahapan ini adalah
bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (progam dan
anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (misi-visi-goal) dan strategi
yang telah ditetapkan organisasi.
3)
Implementasi
Untuk mencapai keberhasilan strategi yang telah dirumuskan harus
diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat.
4)
Evaluasi
Karena situasi terus berubah implementasi harus perlu ada
penegendalian dan evaluasi pengawasan. Sehingga jika diperlukan dapat dilakukan
tindakan-tindakan perbaikan yang tepat. Dapat berupa pengendalian strategi
yg merupakan suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang berfokus pada
pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk
memperbaiki dan memastikan bahwa system tersebut berfungsi sebagaimana
mestinya.[5]
D.
Deskripsi Klasifikasi dan Peranan
Stakeholders
Stakeholder dapat didefinisikan sebagai individu atau kelompok, baik di
dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai kepentingan terhadap hidup
matinya perusahaan. Stakeholder yang paling berkepentingan adalah pemeghang
saham (shareholder), yang kemudian ada dua macam pemegang saham, yaitu:
pemegang saham individu dan pemegnag saham institusi.
Peranan Manajemen Stakeholders
Terdapat dua
cara untuk melihat peranan manajemen stakeholder dalam proses manajemen
stratejik (Dess & Lumpkin, 2003: 18). Yang pertama adalah “zero
sum”. Dengan cara ini peranan manajemen adalah untuk melihat stakeholder
berebut untuk mendapatkan perhatian dan sumber daya organisasi. Intinya,
pendapatan dari satu individu atau kelompok adalah kehilangan bagi individu
atau kelompok lain. Pemikiran zero-sum berakar pada konflik tradisional
yang terjadi antara karyawan dengan pihak manajemen, yang mengawali
terbentuknya serikat pekerja dan terkadang berakhir dengan negosiasi antara
pihak menajemen dan serikat pekerja.
Kedua, walaupun selalu ada beberapa masalah yang terjadi dalam organisasi
yang ditimbulkan oleh kepentingan stakeholder yang berbeda, terdapat
nilai untuk mengetahui bagaimana organisasi bisa mencapai kondisi yang saling
menguntungkan lewat simbiosis antar stakeholder. Caranya, manajer
mengakui adanya saling ketergantungan antara para karyawan, pemasok, konsumen,
pemegang saham, dan masyarakat pada umumnya.[6]
E.
Daya
Saing Strategis, Keunggulan Daya Saing, Pendapatan di Atas Rata-rata
1.
Strategic
competitiviness
Hal ini dapat tercapai bila suatu perusahaan berhasil
memformulasikan dan mengimplementasikan suatu strategi yang menciptakan suatu
nilai (value-creating strategy).
2.
Sustained
competitive advantage
Hal ini terjadi bila suatu perusahaan mengembangkan strategi dimana
para pesaing tidak mengimplementasikannya secara bersamaan, melakukan sesuatu
yang lebih baik daripada pesaing lain, atau melakukan sesuatu yang tidak dapat
dilakukan oleh pesaing lain.
3.
Above
average returns
Merupakan return (keuntungan) yang diperoleh melebihi apa yang
diharapkan investor akan diperoleh dari investasi lain dengan resiko yang sama.[7]
F.
Model
Organisasi Industrial Sumber Daya Dan Gerilya
1.
Model
Organisasi Industrial (I/O)
Menurut model I/O above-average returns bagi perusahaan sangat
ditentukan oleh karakteristik diluar perusahaan. Model ini memfokuskan pada
struktur industry atau daya tarik lingkungan eksternal, dan bukan karakteristik
internral perusahaan.
Model I/O intinya menekankan pada bagaim,ana mendapatkan
penghasilan diatas rata-rata industry dengan menempuh tahapan :
~
Pelajari
lingkungan eksternal
~
Pilih
suatu industry yang menarik
~
Formulasikan
strategi dengan memilih strategi yang dikaitkan dengan above-average return
pada suatu industry.
~
Kembangkan
dan peroleh asset dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengimplementasikan
strategi yang dipilih.
~
Implementasi
strategic: seleksi langkah stratejik yang dikaitkan dengan implementasi stratgi
yang dipilih secara efektif
~
Gunakan
kekuatan perusahaan (asset dan ketrampilan) untuk mengimplementasikan strategi
~
Berusaha
mencapai kinerja diatas rata-rata industry.
2.
Model
Resource-Based
Menurut model Resource – Based View
(RBV), above-average returns bagi suatu perusahaan sangat ditentukan oleh
karakteristik diddalam perusahaan. Model ini memfokuskan kepada pengembangan
atau perolehan sumberdaya (resource) dan kapabilitas (capabilities) yang
berharga, yang sulit atau tidak mungkin ditiru oleh pesaing.
Model RBV pada intinya menekankan
bagaimana mendapatkan penghasilan diatas rata-rata dengan menempuh tahapan berikut:
~
Mengidentifikasi
sumber daya (fisik, manusia, organisasional) perusahaan, terutama kekuatan dan
kelemahannya disbanding para pesaing.
~
Tentukan
apa kapabilitas perusahaan yang memungkinkan untuk melakukan hal yang lebih
baik dibanding pesaing.
~
Tentukan
bagaimana sumberdaya dan kapabilitas perusahaan dapat menciptakan keunggulan
kompetitif yang mamapu mengungguli para pesaing.
~
Lokasikan
suatu industry dengan peluang yang dapat dieksploitasi sumber daya dan
kapabilitas yang dimiliki.
~
Pilih
strategi yang paling baik untuk mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas
dalam lingkungan sendiri
~
Mengimplementasikan
strategi yang dipilih agar mengungguli pesaing dan memperoleh penghasilan
diatas rata-rata industry
Model RBV berpendapat bahwa core
competencies merupakan basis keunggulan kompetitif perusahaan, keunggulan
stratejik dan kemampuan untuk memperoleh above-average returns.
3.
Pendekatan
Gerilya
Dasar pikiran dari pendekatan
gerilya adalah keunggulan kompetitif perusahaan hanyalah sementara karena
lingkungan slalu diwarnai dengan perubahan yang eerus menerus, radikal dan
sering kali revolusioner. Model gerilya memandang perlunya para pembuat kebijakan
menyadari bagaimna kacaunya lingkungan eksternal sehingga dapat mempengaruhi
keunggulan kompetitif dan berapa lama keunggula kompetitif dapat berlangsung.
Melihat besarnya gangguan terhadapat pasar dalam industry semacam ini.
Dibutuhkan strategi yang bisa membuat tetap bertahan dalam setiap gangguan.
Dapat dikatakan industry berada dalam lingkuangan bsnis yang diwarnai dengan
perubahan terus menerus (hiperkompetisi). Untuk dapat memenangkan dalam
lingkungan hiperkompetisi diperlukan :
~
pertama,
visi terhadap perubahan dan gangguan.
~
Kedua,
kapabilitas dengan mempertahankan dan mengembangkan kapasitas yang
fleksibel dan cepat merspons setiap perusahaan.
~
Ketiga,
taktik yang mempengaruhi arah dan gerakan pesaing.
IV.
KESIMPULAN
Manajemen
stratejik adalah mempelajari mengapa perusahaan mampu mempunyai kinerja yang
mengungguli perusahaan yang lain. Dengan kata lain, bagaimana perusahaan mampu
menciptakan keunggulan kompetitif di pasar yang tidak hanya unik dan bernilai,
tetapi juga sulit ditiru para pesaing.
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat kami paparkan. mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi pembacanya. Dan tidak lupa kritik dan sarannya sangat kami harapkan
guna memperbaiki pembuatan selanjutnya. Dan apabila ada kesalahan penulisan
maupun penyampaian, mungkin karena kebodohan serta kurangnya pengetahuan kami,
dan apabila ada kebenaran semata hanya dari Allah SWT. Semoga bermanfaat dan
disebarluaskan......
Wallahu ‘alam Bisshowab......
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan
Hari Purnomo & Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi, Jakarta,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996
Mudrajad
Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Jakarta,
Erlangga, 2005
Tedjo
Tripomo dan Udan, manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung, 2005
[1] Setiawan Hari
Purnomo & Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi, Jakarta, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1996, hal 5-13
[2] Mudrajad
Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Jakarta,
Erlangga, 2005, hlm. 7
[3] Ibit,
hlm. 8
[4] Tedjo Tripomo
dan Udan, manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung, 2005. Hlm. 24-25
[5] Setiawan Hari
Purnomo, Op Cit, hal 20-22
[6] Ibit, hlm.
9
[7] Ibit, hlm.
12-13